NASIONAL – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Ace Hasan Syadzily, menyatakan bahwa lembaganya telah menyiapkan sejumlah skenario untuk menghadapi dampak konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel terhadap Indonesia.
Menurut Ace, Lemhannas telah menyusun berbagai kajian strategis terkait krisis global, termasuk menyusun peta jalan atau roadmap yang berfokus pada ketahanan negara. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (24/6).
“Kajian yang dilakukan oleh Lemhannas itu kajian krisis, termasuk juga roadmap, proyeksi, dan prediksi. Kita menyusunnya berdasarkan skenario dalam kuadran 1 hingga kuadran 4. Itu semua di Lemhannas sudah biasa kita lakukan,” kata Ace Hasan.
Ia menjelaskan bahwa kajian Lemhannas terbagi menjadi kajian cepat, menengah, dan jangka panjang. Semua hasil kajian tersebut disampaikan sebagai masukan kepada Pemerintah, terutama Presiden RI Prabowo Subianto.
Selain memonitor perkembangan konflik Iran-Israel, Lemhannas juga secara rutin memberikan masukan yang bersifat rahasia.
“Tentu itu semua (masukan) harus kami sampaikan bahwa itu pasti tertutup karena sebagaimana yang diatur oleh regulasi, apa yang dimasukkan oleh Lemhannas kepada pemerintah sifatnya tertutup,” jelasnya.
Ace juga menambahkan bahwa lembaganya secara berkala memberikan laporan tentang dinamika global kepada Presiden, terutama terkait pengaruh konflik terhadap ekonomi dan ketahanan nasional.
“Kami menyampaikan secara update terhadap perkembangan geopolitik dan geoekonomi global serta pengaruhnya terhadap ketahanan nasional, terutama pada aspek ekonomi,” ujarnya.
Israel Serang Iran, Iran Balas dengan Operasi Janji Sejati
Sementara itu, ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat. Pada Jumat dini hari (13/6), tentara Israel (IDF) melancarkan serangan besar ke wilayah Iran, menargetkan fasilitas militer dan program nuklir. Serangan udara itu menyasar situs-situs penting seperti Natanz, Fordow, Isfahan, serta basis militer di barat laut Iran.
Menurut otoritas Israel, operasi militer itu dilakukan untuk mencegah ancaman terhadap eksistensi negara. Mereka menyebut Iran semakin dekat dengan “titik tanpa kembali” dalam pengembangan senjata nuklir.
Media Iran melaporkan bahwa sejumlah pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir tewas dalam serangan tersebut. Sebagai balasan, Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati (Operation True Promise) 3.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut serangan Israel sebagai kejahatan besar.
“Israel akan menghadapi nasib pahit dan mengerikan,” ujar Khamenei dalam pernyataan resminya.
Situasi ini terus dipantau oleh berbagai negara, termasuk Indonesia. Lemhannas, sebagai lembaga strategis, terus merumuskan langkah antisipatif demi menjaga stabilitas dan ketahanan nasional.















