PGRI: Tantangan Pendidikan Indonesia Bukan Hanya Akses, Tapi Kualitas

Ketua Umum PB PGRI, Prof. Unifah Rosyidi, berbicara dalam sebuah seminar, menekankan pentingnya fokus pada kualitas pendidikan di Indonesia. (Dok. Ist)

Faktamakassar.id, NASIONAL – Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) mengingatkan pemerintah bahwa tantangan pendidikan di Indonesia saat ini bukan lagi sekadar akses, melainkan juga kualitas pendidikan.

Ketua Umum PB PGRI, Prof. Unifah Rosyidi, menyatakan bahwa meskipun akses pendidikan dasar sudah hampir 100%, fokus utama ke depan harus beralih pada mutu pembelajaran.

“Kami percaya akses pendidikan dasar sudah hampir 100 persen, bahkan di beberapa daerah mungkin sudah lebih. Namun yang penting sekarang adalah ‘quality education for all’, atau pendidikan berkualitas untuk semua,” katanya saat menghadiri seminar di Universitas PGRI Semarang (Upgris), Rabu.

Unifah menegaskan, kualitas pendidikan tidak bisa hanya diukur dari jumlah anak yang masuk sekolah, tetapi harus dinilai dari kemampuan fungsional mereka.

“Kadang-kadang anak-anak belum bisa memahami satu kalimat atau frasa dengan benar. Ini menjadi indikator bahwa kualitas pembelajaran memang perlu terus ditingkatkan,” tambahnya.

Menurutnya, peningkatan kualitas pendidikan ini akan berdampak langsung pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia.

“Kami ingin mendorong bukan hanya akses, tetapi juga kualitas agar IPM di Indonesia meningkat. Di dunia internasional, konsep ini dikenal sebagai ‘quality education for all’, dan Indonesia harus mengarah ke sana,” ucapnya.

Senada dengan Unifah, Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi, mengatakan bahwa tema seminar tersebut sejalan dengan cita-cita PGRI yang ingin memajukan pendidikan.

“Saat ini kita tidak cukup mengejar pendidikan bermutu, tetapi tidak boleh ada anak Indonesia yang tidak mendapatkan pendidikan, minimal wajib belajar 13 tahun,” ujarnya.

Namun, ia menambahkan bahwa wajib belajar 13 tahun adalah target minimal. Untuk menjadi negara maju, tolok ukur pendidikan masyarakatnya idealnya sudah setingkat diploma. “Masalahnya, kalaupun semua berpendidikan, itu tidak cukup. Karena pendidikannya harus bermutu,” kata mantan Rektor Upgris itu.

Muhdi juga menekankan bahwa kunci untuk mencapai pendidikan yang bermutu terletak pada tiga hal: guru, sekolah, dan anggaran. Ia menggarisbawahi pentingnya kesejahteraan guru,

“Kalau status guru tidak pasti dan penghasilannya tidak layak maka niscaya guru pun tidak akan mampu memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *