Faktamakassar.id, NASIONAL – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan adanya peningkatan signifikan pada Aktivitas Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Dalam periode pengamatan 1-7 Oktober 2025, tercatat sebanyak 134 kali gempa vulkanik, menandakan eskalasi pergerakan magma di bawah permukaan. Saat ini, status Gunung Lokon masih ditetapkan pada Level III (Siaga). Rabu (15/10/2025).
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, merinci bahwa total kegempaan yang terekam jauh lebih beragam.
“Selain gempa vulkanik dangkal, terekam juga sebanyak 25 kali gempa embusan, 10 kali gempa vulkanik dalam, dan 32 kali gempa tektonik jauh,” kata Muhammad Wafid dalam laporan resmi yang diterima di Manado, Rabu.
Jumlah ini menunjukkan kenaikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, 23-30 September 2025, yang hanya merekam 101 kali gempa vulkanik dangkal, 17 kali gempa embusan, sembilan kali gempa vulkanik dalam, dan 30 gempa tektonik jauh.
Secara visual, tim pemantau juga menemukan bukti aktivitas di permukaan kawah.
“Berdasarkan hasil pengamatan visual aktivitas Gunung Lokon, teramati embusan asap berwarna putih tipis dengan tinggi maksimum sekitar 30 meter di atas kawah. Pada malam hari teramati adanya titik api di dasar kawah,” jelas Muhammad Wafid.
Berdasarkan laporan yang dibagikan oleh Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku, evaluasi menunjukkan bahwa kegempaan didominasi oleh gempa vulkanik dangkal (VB). Data Real Time Seismic Amplitude Measurement (RSAM) juga mengonfirmasi bahwa nilai amplitudo gempa masih bertahan tinggi sejak mengalami lonjakan pada 3 September 2025, yang mengindikasikan bahwa peningkatan Aktivitas Gunung Lokon masih terus berlangsung.
Mengingat kondisi ini, Muhammad Wafid mengeluarkan peringatan serius kepada warga di sekitar gunung. Ia meminta masyarakat mewaspadai potensi bahaya yang bisa muncul sewaktu-waktu, seperti emisi gas beracun dari kawah dan kemungkinan terjadinya erupsi freatik (letusan uap) secara tiba-tiba.
“Masyarakat yang berada di sekitar alur sungai yang berhulu di puncak Gunung Lokon agar mewaspadai terjadinya lahar pada musim hujan atau terjadinya hujan deras di puncak dengan durasi lama,” imbaunya.















