BNPB Update: Banjir dan Longsor Kepung Aceh hingga Sumut, Belasan Warga Meninggal

Banjir merendam wilayah Kabupaten Aceh Barat sejak Rabu (26/11). Banjir dipicu luapan air sungai Krueng Woyla dan Meureubo setelah sebelumnya hujan deras turun di wilayah tersebut. Sebanyan 183 unit rumah dilaporkan terdampak. (Dok. Ist)

Faktamakassar.id, NASIONAL – Bencana hidrometeorologi basah, berupa banjir dan tanah longsor, terus mendominasi kejadian bencana di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah peristiwa yang melanda wilayah Aceh dan Sumatera Utara pada periode Rabu (26/11) hingga Kamis (27/11/2025).

Di Provinsi Aceh, Kota Lhokseumawe kembali dikepung banjir akibat hujan berintensitas tinggi yang mengguyur sejak Senin (24/11). Luapan air merendam 43 gampong di empat kecamatan, yakni Banda Sakti, Blang Mangat, Muara Dua, dan Muara Satu. Ratusan warga dilaporkan mengungsi, sementara kerugian materil belum dapat dipastikan karena genangan air belum surut.

Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Aceh Barat. Luapan Sungai Krueng Woyla dan Meureubo merendam 16 gampong di empat kecamatan pada Rabu (26/11). Sebanyak 183 unit rumah terendam dan akses jalan terputus. BPBD setempat telah mendirikan dapur umum dan terus melakukan evakuasi menggunakan perahu karet.

Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur juga mengalami dampak yang parah. Di Aceh Utara, banjir merendam 17 kecamatan dan memaksa 3.507 jiwa mengungsi. Status Siaga Darurat telah ditetapkan hingga Januari 2026. Sementara di Aceh Timur, banjir meluas ke 17 kecamatan, mengakibatkan lebih dari 29 ribu jiwa terdampak dan ribuan rumah terendam.

Sumatera Utara Berduka: Korban Jiwa Berjatuhan

Bencana di Sumatera Utara mencatat dampak yang lebih memilukan. Banjir bandang menerjang Desa Panggugunan, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan pada Selasa (25/11). Arus deras yang datang tiba-tiba mengakibatkan lima orang meninggal dunia, empat orang hilang, dan tujuh lainnya luka berat.

Di Kabupaten Deli Serdang, banjir rob yang diperparah hujan deras merendam Kecamatan Hamparan Perak dan Labuhan Deli. Sebanyak 427 rumah tergenang, memaksa ratusan warga mengungsi ke masjid.

Kondisi kritis juga dilaporkan dari Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan. Di Tapanuli Tengah, banjir dan longsor merenggut 4 nyawa dan merendam 1.902 rumah.

Sementara di Tapanuli Selatan, bencana longsor mengakibatkan 15 orang meninggal dunia, 58 luka-luka, dan sekitar 3.000 kepala keluarga mengungsi. Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari.

Kota Padang Sidempuan dan Madina Belum Aman

Kota Padang Sidempuan tak luput dari bencana. Banjir merendam 240 rumah di tiga kecamatan, dan satu orang dilaporkan hanyut terseret arus.

Di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), banjir masih menggenangi 9 kecamatan. Desa Muara Batang Angkola bahkan masih terendam air setinggi 1 meter. Jembatan penghubung di Hutabargot rusak, menghambat distribusi bantuan bagi 776 KK yang terdampak.

Imbauan BNPB

Menyikapi rentetan bencana ini, BNPB mengimbau masyarakat di wilayah rawan untuk terus meningkatkan kewaspadaan.

“Masyarakat diminta segera mengevakuasi diri ke lokasi aman jika terdampak, mengikuti arahan petugas di lapangan, serta memanfaatkan posko pengungsian dan dapur umum yang telah disiapkan,” imbau BNPB.

Masyarakat juga diminta memantau informasi cuaca secara berkala dari sumber resmi demi keselamatan diri dan keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *