Buntut Kematian Komandannya, Hizbullah Hujani Israel dengan Roket dan Rudal

Ilustrasi roket/Foto: Pixabay

FAKTA MAKASSAR – Roket dan rudal Hizbullah yang diluncurkan dari Libanon membuat ratusan pemukim Israel panik dan menyelamatkan diri ke tempat perlindungan bom pada hari Kamis 12 Juni 2024 dini hari.

Serangan itu merupakan pembalasan atas pembunuhan Israel terhadap komandan tinggi Tali Sami Abdallah.

Baca Juga: Dua Orang yang Diduga Terlibat Kasus Wanita Cabuli Anaknya Diburu Polisi

Abdallah, yang juga dikenal sebagai Abu Talib, terbunuh dalam pengeboman ‘Israel’ di kota Jwaya, Lebanon selatan, yang mengakibatkan 4 orang tewas. Laporan-laporan lokal mengidentifikasi Abu Talib sebagai komandan lapangan Hizbullah dengan pangkat tertinggi yang terbunuh oleh Israel sejak 7 Oktober.

“Sebagai bagian dari respon atas pembunuhan yang dilakukan oleh musuh zionis di kota Jwaya dan melukai warga sipil, para pejuang Perlawanan Islam menargetkan pabrik ‘Blasan’ untuk industri militer yang mengkhususkan diri dalam pembuatan lapis baja dan melindungi mesin dan kendaraan tentara musuh di pemukiman ‘Sasa’ dengan peluru kendali, dan menghantamnya secara langsung,” ujar Hizbullah dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu pagi.

Menurut media Israel, serangan balasan kelompok yang didukung Iran itu mencapai kota Tiberias dan sejauh ini telah melibatkan setidaknya 160 proyektil. Sirene roket terus meraung-raung hingga pagi hari di seluruh Israel utara ketika Hizbullah terus melanjutkan gelombang serangannya.

Mengutip sumber-sumber di kalangan kelompok Lebanon itu, harian ‘Israel’ Haaretz mengatakan bahwa serangan hari Rabu merupakan yang paling luas sejak dimulainya permusuhan lintas batas pada 8 Oktober lalu. Sebagai akibatnya, beberapa kebakaran terjadi di seluruh wilayah tersebut.

Pembunuhan terhadap seorang komandan pemberontak di dalam Lebanon terjadi hanya satu hari setelah serangan udara Israel menghantam Distrik Hermel di timur laut Lebanon dalam serangan yang digambarkan sebagai serangan terdalam di dalam negara itu sejak dimulainya perang.

Serangan Hizbullah yang sedang berlangsung di Israel utara telah berhasil “membutakan” tentara Israel dengan menghancurkan fasilitas-fasilitas intelijen yang vital.

Hizbullah dan ‘Israel’ telah saling tembak sejak 8 Oktober, satu hari setelah perang genosida di Gaza dimulai. ‘Israel’ secara teratur mengancam akan menginvasi Lebanon setelah serangan Hizbullah berhasil secara signifikan menghancurkan infrastruktur militer ‘Israel’ dan memaksa evakuasi sebagian besar pemukim dari daerah perbatasan.

Baca Juga: Studi ungkap Tato Permanen Bisa Tingkatkan Resiko Kanker Darah

Banyak yang telah menyatakan bahwa mereka tidak akan kembali ke pemukiman utara bahkan setelah perang berakhir, sehingga mengancam upaya Israel untuk menjajah wilayah utara lebih jauh.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *