NASIONAL – Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa pagi (18/3) menyebabkan banjir meluas di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Banjir terjadi mulai pukul 06.00 WIB dan berdampak pada ribuan warga yang tersebar di sembilan kecamatan.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 20.333 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 60.694 jiwa terdampak banjir. Sembilan kecamatan yang terkena banjir adalah Montallat, Teweh Baru, Teweh Tengah, Teweh Timur, Teweh Selatan, Lahei Barat, Lahei, Gunung Purei, dan Gunung Timang. Wilayah ini mencakup 70 desa dan kelurahan.
Tak hanya merendam pemukiman warga, banjir juga merusak infrastruktur penting. Tercatat 11.354 rumah, 96 tempat ibadah, 82 sekolah, 32 fasilitas kesehatan, 51 gedung pemerintah, serta 39 jembatan terdampak bencana ini.
Tim dari BPBD Provinsi Kalimantan Tengah dan BPBD Kabupaten Barito Utara terus melakukan pendataan dan pemantauan langsung di lapangan. Pemerintah daerah juga telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir selama tujuh hari, mulai 21 hingga 27 April 2025. Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan Bupati Barito Utara Nomor 188.45/77/2025.
“Kebutuhan mendesak di lapangan saat ini mencakup makanan siap saji, matras, selimut, terpal, tenda, perlengkapan bayi dan ibu hamil, hingga genset dan perahu karet,” ungkap juru bicara BNPB.
Meski saat ini air mulai surut dengan ketinggian antara 50 hingga 150 cm di beberapa titik, tim gabungan dari BPBD, TNI/Polri, relawan, dan masyarakat terus bergerak membantu evakuasi dan distribusi bantuan.
BNPB juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan terus mengikuti informasi resmi dari instansi terkait.